3. Cara Memegang Kamera?
Saat tidak menggunakan tripod, pelajari cara memegang kamera yang baik
dan benar supaya kamera lebih stabil dan tidak gampang bergoyang.
4. Gunakan Kabel Rilis.
Cable release dapat membuat kita tak perlu menekan tombol shutter dengan
tangan kita, sehingga akan mengurangi kemungkinan kamera bergoyang.
Cable release bisa berbentuk kabel yang secara fisik menempel ke kamera
maupun yang sudah lenih canggih menggunakan remote nirkabel.
5. Manfaatkan Timer Kamera.
Tidak punya tripod? Lupa belum membeli kabel rilis? Hmmm, gunakan saja
timer bawaan kamera. Coba-coba cari cara mengaktikan fitur self timer
ini, setiap kamera pasti dibekali fitur ini.
6. Mirror Lock Up
Kalau anda menggunakan kamera DSLR, kamera ini dibekali cermin (mirror)
yang berguna untuk menampilkan gambar di viewfinder. Hampir semua kamera
DSLR dilengkapi fitur yang bisa mengunci cermin agar tidak bergoyang
saat kamera mengambil exposure, fitur ini biasanya dinamai mirror lock
up. Aktifkan fitur ini karena goyangan cermin bisa berefek pada
ketajaman (meski tidak selalu). Kalau anda pakai kamera mirrorless?..
wong mirror-less berarti nggak ada cerminnya lho.
7. Aktifkan Stabilizer Lensa atau Kamera
Image stabilization, vibration reduction, apapun namanya bisa
dimanfaatkan untuk menambah ketajaman foto. Fitur ini ada yang tersedia
di lensa atau menempel di kamera. Perhatikan bahwa ada IS/VR yang perlu
disesuaikan saat anda memakai tripod.
8. Beli Lensa Terbaik (yang anda mampu)
Kalau mau suara yang mantab, belilah sound system terbaik. Kalau mau
motor yang ngacir, belilah motor yang terbaik. Kalau mau foto yang
tajam? belilah lensa terbaik. Lensa terbaik yang lumayan enteng buat
kantong? lensa 50mm.
9. Gunakan depth of field yang cukup
Kalau semuanya sudah anda coba namun foto masih belum tajam, siapa tahu
anda menggunakan depth of field yang terlalu sempit. Manfaatkan tombol
DOF Preview di kamera untuk memeriksa. Anda juga bisa memanfaatkan DOF
calculator yang banyak tersedia di internet seperti ini.
10. Letakkan Fokus Ditempat Yang Benar
Saat memotret portrait, mata harus tajam. Saat memotret landscape,
pastikan foreground tajam. Apapun obyek foto anda, ketahui titik kritis
yang harus terlihat tajam dan taruh titik fokus kamera disana.
11. Gunakan Shutter Speed Yang Memadai
Kenapa harus memadai? karena didunia ini tidak ada yang ideal. Maunya
sih selalu memotret di shutter speed 1/2000 detik. Sayangnya tidak
mungkin. Namun paling tidak gunakan shutter speed tercepat yang mungkin
untuk kondisi pemotretan yang anda hadapi.
12. Memotretlah Dalam Pencahayaan Yang Bagus
Saat memotret dalam kondisi pencahayaan yang cukup dan bagus, autofokus
akan mampu mengunci fokus dengan lebih cepat. Dan obyek dalam foto pun
akan TAMPAK lebih tajam dibandingkan saat dipotret di remang-remang.
BUkan berarti tidak bisa menghasilkan foto tajam dalam kondisi kurang
cahaya, hanya lebih sulit.
13. Manfaatkan Live View Kamera
Hampir semua kamera sekarang memberi fitur live view. DAlam banyak
situasi, fitur ini sangat berguna untuk lebih akurat menempatkan titik
fokus. Saat anda memotret makro sebuah bunga misalnya, dengan
menggunakan live view kita bisa tahu
14.Bersihkan dan rawat lensa
Kalau anda memiliki lensa yang mulai berumur tua, cobalah sesekali bawa
ke tempat servis untuk dikalibrasi dengan body kamera anda. Kebersihan
lensa terutama bagian optiknya juga membantu kecepatan autofokus. Selalu
rawat barang berharga ini.
15. Pelajari trik memotret benda bergerak
Saat memotret benda yang bergerak menjauh atau mendekat, ada banyak
setting yang perlu dipertimbangkan, terutama shutter speed yang cukup
dan juga cara mengunci fokusnya: pelajari beberapa mode autofokus dan
mekanismenya supaya anda bisa mengantisipasi dengan baik.
16. Gunakan Lensa Di Sweet Spotnya
Setiap lensa memiliki area dimana dia bisa menghasilkan foto yang paling
tajam, orang sono menamainya sweet spot. Anda bisa melakukan tes yang
rumit untuk mengetahui dengan pasti dimana sweet spot lensa. Namun
aturan gampang adalah, rata-rata lensa memiliki sweet spot di aperture 2
x aperture maksimalnya. Sebagai contoh kalau anda memiliki lensa dengan
aperture maksimal f/2.8, maka besar kemungkinan sweet spot lensa ini di
f/5.6 sampai f/8.
17. Saat shutter speed tidak mencukupi , dorong ISO-nya
Lima tahun yang lalu, menggunakan ISO 1000 di kamera kelas Rp. 20 Juta-an bisa menghasilkan noise
digital
yang cukup mengganggu di hasil foto. Tidak saat ini. Sekarang kamera
dibawah Rp. 10 Juta pun oke dibawa ke ISO 1000. Jadi jangan takut
memotret dengan ISO tinggi saat situasi membutuhkannya. Gunakan fitur
auto ISO di kamera.
18. Diopter Adjustment
Hal ini cukup sepele namun banyak yang tidak tahu atau kadang memang
lupa. Di kamera kita tersedia tombol diopter adjustment untuk membantu
menyesuaikan ketajaman viewfinder, spesifik dengan kondisi mata si
pemilik kamera. Gunakan jika anda merasa viewfinder tampak kurang fokus.
Dengan viewfinder tampak tajam dan jelas, ini bisa membantu kita
mengamati titik fokus dengan lebih akurat.
19. Mata, mata dan mata
Saat memotret orang, pastikan matanya menjadi titik fokus. Kalau anda
memotret dengan depth of field yang sangat sempit (f/1.8 misalnya),
jadikan mata yang paling dekat kamera sebagai titik fokus.
20. Manfaatkan Sharpening
Kita semua bergumul dengan software fotografi, ada yang sering ada yang
sesekali. Entah dengan photoshop atau dengan alternatifnya, semuanya
menyediakan cara untuk mempertajam hasil akhir foto alias sharpening.
Saat konversi RAW, gunakan sharpening yang sangat minimal, lalu gunakan
sharpening lagi di langkah terakhir.